Diversifikasi Investasi


Diversifikasi merupakan istilah yang sudah dikenal banyak investor. Secara umum, sering disimpulkan dengan ungkapan ini: “Jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang.” Ketika ungkapan tersebut benar-benar menyentuh masalah yang dihadapi, hanya sedikit sekali memberikan panduan praktis  mengenai implikasi diversifikasi dalam portofolio investor. Ungkapan tersebut juga tak memberikan penjelasan bagaimana cara melakukan diversifikasi portofolio. Pada artikel ini, kita akan mendapatkan tinjauan tentang diversifikasi dan memberikan penjelasan tentang bagaimana menerapkannya untuk keuntungan kita.

Apakah diversifikasi?
Konsep diversifikasi adalah menyusun portofolio dengan menyertakan berbagai jenis investasi dengan tujuan mengurangi risiko. Anggaplah, sebagai contoh, suatu investasi yang hanya terdiri dari satu saham yang diterbitkan oleh satu perusahaan. Jika saham perusahaan itu mengalami penurunan nilai yang serius, portofolio kita akan sepenuhnya menanggung beban akibat penurunan tersebut. Dengan memecah investasi kita menjadi saham dari dua perusahaan berbeda, kita dapat mengurangi risiko potensial terhadap portofolio.

Cara lain untuk mengurangi risiko portofolio adalah menyertakan obligasi dan uang tunai. Karena uang tunai umumnya digunakan sebagai cadangan jangka pendek, banyak investor yang mengembangkan strategi alokasi aset untuk portofolio mereka yang terutama didasarkan pada penggunaan saham dan obligasi. Uang tunai dapat digunakan dalam kasus darurat, dan sekuritas pasar uang jangka pendek dapat segera dicairkan dalam kasus munculnya kesempatan investasi, atau pada saat muncul kebutuhan uang tunai yang mendesak dan harus melakukan sejumlah pembayaran. Perlu juga diingat bahwa alokasi dan diversifikasi aset juga terkait erat dengan konsep; portofolio terdiversifikasi diciptakan melalui proses alokasi aset. Ketika menyusun portofolio yang mengandung obligasi dan saham, investor agresif akan memilih campuran 80 persen saham dan 20 persen obligasi, sedangkan investor konservatif akan lebih suka paduan 20 persen saham dan 80 persen obligasi.

Tanpa memperdulikan apakah Anda investor agresif atau konservatif, penggunaan alokasi aset – untuk mengurangi risiko dengan menyeleksi keseimbangan antara saham dan obligasi – dalam portofolio membutuhkan deskripsi lebih detil tentang bagaimana menciptakan diversifikasi portofolio. Dengan pemahaman tersebut, Anda akan mencatat bahwa portofolio reksa dana (mutual fund) terdiri dari campuran investasi – termasuk saham dan obligasi – yang mengacu pada konsep “keseimbangan” portofolio. Keseimbangan spesifik dari saham dan obligasi dalam suatu portofolio dirancang untuk membentuk rasio risiko-hasil yang spesifik, yang menawarkan peluang untuk memperoleh sejumlah hasil investasi sebagai imbalan atas kemauan Anda untuk menerima sejumlah risiko. Secara umum, semakin besar risiko yang bersedia Anda ambil, semakin besar potensi hasil investasi Anda.

Apa saja opsi yang ada?
Jika kita memiliki tujuan yang terbatas atau lebih menyukai skenario investasi yang tak terlalu rumit, kita dapat memilih keseimbangan reksa dana tunggal dan menginvestasikan seluruh aset ke dalamnya. Untuk sebagian besar investor, strategi ini terlalu sederhana. Meskipun campuran investasi tertentu akan memadai untuk dana pendidikan tinggi anak, campuran tersebut bisa jadi tidak cocok untuk tujuan jangka panjang, seperti perencanaan pensiun atau kepemilikan rumah. Demikian pula, investor yang mempunyai banyak uang seringkali membutuhkan strategi investasi yang dirancang untuk menjawab kebutuhan yang beragam, seperti meminimalkan pajak kenaikan nilai modal (capital gains) atau menghasilkan arus pendapatan yang dapat lebih diandalkan. Lebih jauh lagi, meskipun berinvestasi di reksa dana tunggal menyediakan diversifikasi berbagai kelompok aset dasar – berupa saham, obligasi, dan uang tunai – kesempatan untuk diversifikasi jauh melebihi kategori-kategori dasar tersebut.

Dengan saham, investor dapat memilih gaya yang spesifik, seperti fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar, menengah, atau kecil. Pada masing-masing area itu, saham dapat dikategorikan sebagai saham bertumbuh atau saham bernilai. Ada lagi pilihan berdasarkan saham lokal atau saham asing. Saham asing juga menawarkan sub-kategori pasar negara maju dan emerging market. Baik saham lokal maupun asing juga memiliki sektor-sektor spesifik, seperti bioteknologi dan perawatan kesehatan.

Sebagai tambahan variasi pilihan investasi, obligasi juga menewarkan kesempatan untuk diversifikasi. Investor dapat memilih jenis investasi untuk kepentingan jangka panjang atau jangka pendek. Investor juga dapat memilih obligasi dengan yield yang tinggi, atau obligasi pemerintah. Sekali lagi, toleransi risiko dan kebutuhan investasi perorangan akan sangat menentukan seleksi investasi.

Meskipun saham dan obligasi merepresentasikan peralatan tradisional untuk membangun portofolio, sejumlah investasi alternatif menyediakan kesempatan untuk diversifikasi lebih jauh lagi. Real estate investment trust (REIT), hedge funds, benda seni dan investasi lain menyediakan kesempatan untuk berinvestasi dalam suatau wahana yang tidak harus terkait dengan pasar finansial tradisional. Jenis-jenis investasi itu juga menawarkan metode diversifikasi portofolio.

Perlu diperhatikan
Dengan begitu banyak bentuk investasi untuk dipilih, tampaknya diversifikasi adalah objektif yang mudah dicapai, namun pendapat tersebut hanya separuh benar. Kebutuhan untuk membuat pilihan bijak tetap menerapkan portofolio terdiversifikasi. Lebih jauh lagi, bisa terjadi portofolio terlalu terdiversifikasi (over diversified). Dengan memperhatikan kemunkinan tersebut, membeli 50 saham berbeda atau empat reksa dana saham berkapitalisasi besar bisa jadi akan menyebabkan lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Mempunyai terlalu banyak jenis investasi dalam portofolio justru tidak memungkinkan untuk memperoleh manfaat terbesar dari salah satunya. Portofolio yang terlalu terdiversifikasi (kadang disebut “diworsification”) sering diawali dengan bersikap seperti reksa dana indeks. Dalam kasus memiliki beberapa reksa dana berkapitalisasi besar, beragam reksa dana menimbulkan risiko tambahan akibat kepemilikan yang overlapping. Belum lagi berbagai pengeluaran lain, seperti fee, yang dapat dihindari dengan lebih selektif memilih reksa dana.

Peralatan
Investor mempunyai banyak peralatan untuk memilih bentuk investasi ketika menyususn portofolio. Bagi investor yang kekurangan waktu, uang, atau minat dalam berinvestasi, reksa dana menyediakan opsi yang cukup nyaman; ada banyak jenis reksa dana yang dapat memenuhi strategi berdasarkan selera, gaya, dan alokasi aset. Bagi mereka yang tertarik pada sekuritas individual, ada saham dan obligasi yang dapat memenuhi kebutuhan. Terkadang investor menambahkan dengan berinvestasi pada uang logam langka, benda seni, real estat dan investasi unik dalam portofolio mereka.

Kesimpulan

Tanpa mempedulikan cara dan metode investasi, ingatlah bahwa tak ada model investasi generik yang dapat memenuhi semua kebutuhan investor. Horison waktu, toleransi risiko, tujuan investasi, sumber finansial, dan pengalaman berinvestasi akan berperan besar dalam menentukan paduan investasi seseorang. Mulailah dengan memperhitungkan paduan saham, obligasi, dan uang tunai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan Anda. Setelah itu, tentukan dengan pasti investasi apa yang akan digunakan untuk campuran investasi, substitusikan aset tradisional untuk alternatif yang diperlukan. Jika Anda kewalahan dengan pilihan-pilihan yang ada atau lebih suka mendelegasikannya ada banyak profesional jasa keuangan yang dapat membantu Anda.

Sumber: James E. McWhinne, www.investopedia.com

1 komentar:

  1. Ternyata ada cara lain untuk mengurangi risiko portofolio adalah menyertakan obligasi dan uang tunai. pojokinvestasi.com

    BalasHapus