Hari-hari terakhir ini, investor menghadapi banyak tantangan untuk
mendapatkan cara terbaik dalam meningkatkan hasil investasi yang lebih
tinggi dari suku bunga bank. Banyak produk investasi yang sulit
dimengerti, dengan biaya terlalu tinggi, dan produk yang membuat banyak
orang menjadi kaya kecuali investor. Di bawah ini ditampilkan beberapa
tips yang dapat membantu meningkatkan hasil investasi dan menghindari
kesalahan berinvestasi dengan biaya tinggi. Ekuitas dibanding obligasi Di luar gejolak pasar saham selama dekade terakhir, kinerja pasar ekuitas secara konsisten mengungguli pasar obligasi. Meskipun ekuitas mempunyai risiko lebih tinggi ketimbang obligasi, kombinasi pengelolaan keduanya dalam portofolio dapat menawarkan hasil yang menarik dengan volatilitas yang rendah. Jika kita perhatikan periode investasi sejak 1926 (data pertama yang dapat dilacak) hingga 2010, Index S&P 500 (500 saham dengan kapitalisasi besar di AS) memberikan rata-rata hasil kotor tahunan sekitar 9,9 persen, sedangkan obligasi pemerintah AS mempunyai rata-rata 5,5 persen pada periode yang sama. Jika kita pertimbangkan juga Indeks Harga Konsumen (IHK – standar pengukur inflasi) pada periode yang sama adalah 3 persen, maka akan diperoleh hasil riil yang disesuaikan sebesar 6,9 persen untuk saham dan 2,5 persen untuk obligasi. Inflasi dapat menggerus daya beli dan hasil investasi seseorang, tapi investasi ekuitas dapat membantu meningkatkan pendapatan. Perusahaan kecil vs besar Jika kita perhatikan kinerja historis perusahaan AS (sejak 1926) dan perusahaan internasional (sejak 1970), akan ditemukan adanya perusahaan berkapitalisasi kecil yang mengalahkan perusahaan berkapitalisasi besar , baik di AS maupun di pasar internasional. Dari waktu ke waktu, perusahaan kecil cenderung mempunyai risiko lebih tinggi dibanding perusahaan besar, karena perusahaan kecil tidak semapan perusahaan besar. Perusahaan kecil akan dipandang sebagai calon penerima kredit yang berisiko oleh bank, operasi dan jumlah pegawai lebih sedikit, inventory sedikit dan umumnya sedikit rekam jejak. Kendati demikian, portofolio investasi yang mengandung perusahaan kecil dan menengah mempunyai historis hasil investasi yang lebih tinggi ketimbang hanya membeli saham perusahaan berkapitalisasi besar. Perusahaan kecil di AS telah mengalahkan perusahaan besar dengan hasil rata-rata sekitar 2,1 persen per tahun sejak 1926. Dengan menggunakan teori perusahaan berkapitalisasi kecil yang sama, perusahaan kecil internasional juga mengalahkan perusahaan besar internasional dengan rata-rata 5,8 persen per tahun sejak 1970. Mengelola pengeluaran Bagaimana kita berinvestasi dalam portofolio, akan berdampak langsung pada biaya investasi dan hasil investasi yang masuk ke kantong. Dua metode utama berinvestasi adalah dengan cara manajemen aktif atau manajemen pasif. Manajemen aktif mempunyai biaya yang lebih tinggi ketimbang manajemen pasif. Pada umumnya perbedaan biaya antara manajemen aktif dan pasif sekitar 1 persen per tahun. Manajemen aktif cenderung jauh lebih mahal daripada pasif karena harus mempekerjakan analis riset berharga-tinggi, teknisi, dan ekonom yang seluruhnya mencari ide investasi terbaik untuk portofolio Anda. Manajer aktif juga harus membayar untuk dana marketing dan biaya penjualan. Mereka juga terikat dengan kewajiban-kewajiban sebagai broker bursa saham. Manajemen pasif dapat digunakan untuk meminimalkan biaya investasi dan menghindari efek pembalikan dari kegagalan memprediksi pergerakan pasar. Reksadana indeks menggunakan pendekatan ini sebagai jalan untuk memiliki seluruh saham di pasar versus timing pasar dan pemilihan saham. Investor yang teliti dan akademisi profesional memahami realitas bahwa sebagian besar manajer aktif secara konsisten gagal mengalahkan acuan masing-masing dari waktu ke waktu. Oleh karena itu; mengapa harus keluar biaya tambahan jika manajemen pasif bisa tiga kali lebih murah. Contoh:
Sejak pelacakan indeks dimungkinkan, perusahaan bernilai (value companies) telah menyingkirkan perusahaan bertumbuh (growth company), baik di pasar AS maupun internasional. Akademisi keuangan profesional yang telah mempelajari nilai maupun pertumbuhan persahaan selama beberapa dekade, biasanya menyebut hal ini sebagai “efek nilai.” Sebuah portofolio yang condong ke perusahaan “bernilai” melebihi perusahaan “bertumbuh” secara historis akan mendapatkan hasil investasi yang lebih tinggi. Saham bertumbuh (growth stock) cenderung mempunyai harga saham yang relatif lebih tinggi dibanding ukuran-ukuran akuntasi dasarnya, dan dianggap sehat, perusahaan yang tumbuh cepat biasanya hanya sedikit peduli pada pembayaran dividennya. Sebaliknya perusahaan bernilai, mempunyai harga saham relatif rendah dibanding ukuran-ukuran akuntansi dasarnya seperti nilai buku, penjualan, dan pendapatan. Perusahaan seperti ini adalah perusahaan yang telah mengalami tekanan dan bisa jadi mempunyai pertumbuhan pendapatan yang buruk dan perkiraan masa depan yang menurun. Beberapa perusahaan bernilai akan menawarkan pembayaran dividen tahunan kepada investor, yang dapat ditambahkan ke hasil kotor investor, sehingga akan membantu jika apresiasi harga saham pada tahun tersebut cukup rendah. Namun ironisnya, data historis di bursa AS dan internasional menunjukkan bahwa perusahaan bernilai dengan “tekanan” ini dapat mengungguli “kesehatan” perusahaan bertumbuh selama periode yang panjang. Alokasi aset/diversifikasi Alokasi aset dan diversifikasi adalah proses menambahkan berbagai kelompok aset dengan perbedaan sifat (saham berkapitalisasi kecil di AS, saham internasional, REITs, komoditas, obligasi global, dan sebagainya) ke dalam portofolio dengan persentase alokasi yang tepat untuk setiap kelompok. Selama kelompok aset tersebut mempunyai korelasi yang berbeda satu sama lain, percampuran yang efisien dapat mengurangi risiko keseluruhan portofolio secara dramatis dan meningkatkan hasil yang diharapkan. Komoditas (seperti gandum, mimyak, perak, dan sebagainya) mempunyai korelasi yang rendah dengan saham, sehingga satu sama lain dapat menjadi komplemen dalam portofolio dengan mengurangi keseluruhan risiko portofolio dan meningkatkan hasil yang diharapkan. “Dekade yang Hilang” menjadi sebutan umum untuk periode pasar antara 2000 hingga 2010 dimana Indeks S&P 500 hanya memberikan hasil tahunan yang sangat sedikit, rata-rata 0,40 persen. Oleh karena itu, jika Anda telah mendiversifikasi portofolio Anda dengan berbagai jenis kelompok aset, seperti investasi dengan sifat yang mirip menjadi berbagai indeks berikut, Anda akan mendapatkan hasil yang sangat berbeda:
Dari waktu ke waktu, portofolio akan hanyut dari persentase awal kelompok aset tersebut, dan sebaiknya dikembalikan ke jalur targetnya. Percampuran saham dan obligasi 50/50 dapat dengan mudah berubah menjadi 60/40 setelah rally saham yang gemah-ripah. Tindakan menyesuaikan kembali portofolio ke alokasi awalnya disebut dengan “rebalancing.” Rebalancing dapat dilakukan dengan tiga cara:
Kesimpulan Selain semakin rumitnya portofolio investasi selama beberapa dekade terakhir, masih ada beberapa tools sederhana seperti disebutkan di atas yang telah teruji secara historis untuk meningkatkan hasil investasi. Menerapkan tools seperti efek “nilai” dan besaran” sejalan dengan alokasi aset superior, dapat menambah hasil yang diharapkan hingga 3-5 persen per tahun. Perlu diingat untuk memperhatikan betul biaya portofolio, ketimbang mempertebal dompet manajer investasi di pasar modal. Sumber: www.investopedia.com |
Semua hasil explorasi bertujuan untuk membantu para trader saham BEI menemukan saham yang berpotensi memberi gain. Yang diutamakan adalah keahlian untuk trading, bukan rekomendasi saham. "Ketika kita sudah tidak menemukan lagi alasan untuk tidak membeli, maka inilah saatnya kita menghasilkan profit dengan resiko sekecil-kecilnya"
6 Cara Meningkatkan Hasil Investasi
Langganan:
Postingan (Atom)
Cara-cara yang patut dicoba dan membantu investor dalam meningkatkan penghasilan yang didapatkan dari berinvestasi. pojokinvestasi.com
BalasHapus